Sejarah berdirinya GIA Jatimalang berawal dari kegiatan
Bp. Timotius yang sering melakukan perjalanan kedaerah daerah atau pelosok
pelosok desa. Dan pada tanggal 17 Januari 1991 Bp. Timotius Wagimin bersama Bp. Phan Bien Ton dan Bp. Suryono
pergike desa Jatimalang kecamatan Mojolaban, kabupaten Sukoharjo. Disini mereka
diperkenalkan oleh Bp. Edi dari Sekarpace dengan Bp. Truno yang sedang sakit, setelah memperkenalkan beliau
dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya secara pribadi
lalu Bp. Timotius berdoa untuk kesembuhan Bp. Truno. Dan Tuhan bekerja secara
luar biasa. Pak Truno mendapatkan mujizat Tuhan yaitu memperoleh kesembuhan
Illahi.
Kemudian Bp. Timotius
memutuskan untuk menjadikan rumah Bp. Truno sebagai tempat persekutuan doa
setiap hari Kamis. Namun baru berjalan satu bulan banyak orang yang mendesak
Pak Truno untuk membatalkan niatnya untuk menjadi Kristen. Kebimbangan hati pak
truno membuat fisiknya menjadi lemah dan penyakitnya menjadi kambuh bahkan
lebih parah bahkan dokter dan dukun pun tak bisa menyembuhkannya. Namun Bp.
Timotius tetap mencoba menguatkan hati Bp. Truno agar jangan goyah imannya
untuk tetap percaya kepada Tuhan Yesus dan selanjutnya Bp. Truno memutuskan
untuk tetap menjadi orang Kristen meskipun banyak yang menentang. Akhirnya setelah
didoakan kembali oleh Bp. Timotius, Tuhan menyembuhkan Bp. Truno secara total.
Dari kesembuhan suaminya
akhirnya juga membuat Bu Truno bertobat dan ikut menjadi pengikut Kristus. Anugrah kesembuhan Bp. Truno menjadi kesaksian
hidup bagi warga sekitar dan menjadi daya tarik untuk bergabung dalam
persekutuan doa tersebut, dan semakin hari semakin bertambah warga yang ikut
mendengarkan Firman Tuhan mengenai Tuhan Yesus. Dan melalui persekutuan doa tersebut
serangkaian mujizat dinyatakan di
tengah-tengah jemaat seperti orang kerasukan setan atau orang sakit dijamah
Tuhan dan disembuhkan.
Pada bulan Juni 1995
jemaat mulai mengontrak rumah milik ibu Atang di Jatimalang Rt.01/Rw.01 Joho
Mojolaban Sukoharjo selama 2 tahun sebesar Rp. 800.000. lokasi rumah tersebut
lebih rendah dari jalan sehingga kalau turun hujan sering kebanjiran. Dan
sering kali kalau kebaktian pada musim penghujan didahului dengan kerja bakti
dulu menguras air.
Dengan latar belakang seperti
itu membuat kerinduan jemaat untuk memiliki gereja sendiri semakin kuat hingga
pada tahun 2000 rumah yang selama ini mereka pakai untuk ibadah mau dijual dan
ditawarkan kepada gereja. Walaupun saat itu jemaat tidak mempunyai dana namun
mereka yakin Tuhan pasti memberkati. Dan akhirnya rumah tersebut berhasil
mereka beli dengan harga Rp. 24.500.000. dana tersebut mereka dapat dari GIA
Kudus Rp. 15.000.000, sedangkan sisanya
donasi dari orang yang tidak dikenal.
Tanah sudah didapat
selanjutnya jemaat bergumul untuk bisa membangun, selain berdoa jemaat juga
melakukan aksi menabung Rp. 100 perhari. Suatu saat kami mengadakan KKR untuk memotivasi jemaat namun saat ibadah
dan khotbah sedang disampaikan turun hujan yang sangat deras dan air
menggenangi tempat ibadah, terpaksa ibadah dipindah dan dilanjutkan di rumah
jemaat. Dari acara KKR tersebut terkumpul persembahan Rp. 25.000 dari dana
tersebut kami memulai membangun gereja. Namun karena terbatasnya dana
pembangunan gereja sempat terhenti selama 1 tahun.
Walau demikian jemaat
tidak patah semangat mereka tetap terus berdoa dan pembangunan dapat berjalan
kembali bahkan berkat Tuhan terus mengalir secara luar biasa hingga pembangunan
gereja dapat diselesaikan tahun 2001. Setelah bangunan gereja selesai jemaat
melanjutkan dengan pembangunan pastori hingga semuanya rampung.
Pada tanggal 20 Nopember
2003 Jemaat Jatimalang didewasakan menjadi Gereja Isa Almasih Jatimalang melalui
Surat Keputusan MPH Sinode GIA nomor 05.058/MPH/XI/2003. Sejak perintisan
jemaat Di Jatimalang ini sampai pendewasaan Gereja dilayani sendiri oleh Bp.
Pdt Timotius Wagimin, Mth. Setelah gereja tersebut didewasakan, maka sekarang
pelayanan di GIA Jatimalang dibantu oleh Bp. Andreas Dwi Nugroho Pamungkas Sth.
Tuhan Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar